Konsultasi Seksologi dr.Boyke: FREKUENSI SEKS

Konsultasi Seksologi dr.Boyke: FREKUENSI SEKS

Tanya dr Boyke : Frekuensi Seks
Saya seorang duda 49 tahun, kerja dan tinggal sementara di Timika, Papua. Sebentar lagi saya akan menikah lagi dengan seorang janda berusia 36 tahun. Dia seorang sekretaris yang cantik di Jakarta. Sejak kenal dengan dia tiga bulan lalu saya sudah melakukan hubungan seks sedikitnya lima kali sehari. Kami bertemu sebulan sekali di Jakarta.

Yang jadi persoalan buat saya, saya mulai risih dengan keluhan calon istri, yang mengatakan dia tidak akan mampu melayani frekwensi seks saya yang tinggi sekali. Calon istri saya juga mengatakan tak akan hamil lagi nantinya. Soalnya dia sudah punya dua anak dan saya pun sudah punya tiga anak. Selain itu, calon istri saya juga siap membatalkan rencana pernikahan kami kalau saya tetap membiarkan frekwensi seks saya yang tinggi. Padahal saya cinta dan sayang sekali sama calon istri saya itu.

Melalui dokter Boyke saya mau minta bantuan, apa yang harus saya lakukan agar saya bisa mengurangi frekwensi seks saya. Obat apa yang harus saya makan. Haruskah saya menjalani operasi agar istri saya tidak hamil lagi?

Bpk FS - Timika, Papua

BACA JUGA:
 dicerai karena miss v bau ikan asin
Jawab dr Boyke :
Ekspresi tertinggi cinta adalah hubungan seks, namun seharusnya dilakukan setelah kalian menikah. Frekwensi hubungan seks yang tertinggi memang tidak selalu menyenangkan buat isteri, terutama bagi wanita yang bekerja. Karena bagaimana pun juga hubungan seks membutuhkan energi, sementara calon Anda yang sekretaris juga bekerja. Logis saja kalau ia merasa kewalahan melayani gairah seks Anda.

Untuk mengurangi keinginan seks yang tinggi, coba alihkan energi Anda untuk kegiatan yang positif, misalnya pekerjaan, olah raga atau hobi, kurangi makanan-makanan yang merangsang gairah seks (daging kambing, kerang dan lain-lain) dan jangan terlalu berpikir hal-hal yang berkaitan dengan seks (majalah porno, film biru dan lain-lain). Saya yakin, asal anda bersungguh-sungguh gairah seks yang tinggi tersebut bisa dialihkan.

Jarak yang jauh seringkali juga menyebabkan rasa kangen yang besar dan menimbulkan gairah menggebu-gebu. Mudah-mudahan bila sudah suami-isteri, perasaan 'kangen' karena berjauhan dapat hilang dan frekwensi hubungan seks anda berdua menjadi "normal".

Sumber : Suara Karya - Kumpulan Konsultasi SEKS Dengan Dokter Boyke

Info terkait:
Konsultasi dr Boyke